Disamping kegiatan belajar mengajar yang menjadi tugas utama para siswa dan siswi MAU WH, mereka juga mendapatkan kesempatan mengembangkan potensi diri. Salah satunya adalah lewat seni musik banjari. Yang menarik, para siswi juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan ini dari sekolah, disamping para siswa.
Di MAU WH, banjari menjadi salah satu ekstra kurikuler atau pengembangan diri yang diselenggarakan setiap Selasa.Pemateri sekaligus pembimbingnya adalah Ustadz Rouf.
Pantauan kami, cukup banyak siswi yang berminat mengikuti banjari. Salah satunya Irma Azizi. Siswi kelas X Mipa (matematika ilmu pengetahuan alam) asal Kediri ini terlihat antusias berlatih. “Selain untuk hiburan, banjari juga mengajak kita bershalawat kepada Nabi,” katanya beberapa waktu berselang.
Semangat peminat banjari khsusunya para siswi tidak surut meskipun mereka jarang tampil, apalagi mengikuti lomba. Ya, faktor perempuan menjadi salah satu sebabnya. Namun kendati demikian bukannya hal tersebut sebagai kendala utama. Karena biasanya banjari ditampilkan pada acara tertentu. Semisal dalam pembukaan muwaddaah dan acara resmi lainnya.
“Suka duka saat mempelajari banjari adalah ketika kita tidak menghafal rumus dan masih asing dengan alat musik tersebut,” kata Irma Aziz. “Tapi saat sudah mahir dalam memainkannya, semua lagu qasidah bisa diiringi dengan musikbanjari,” lanjut penghuni di PP Al- Ikhlas ini.
Bersama teman yang lain, Irma Azizi berharapan untuk bisa lebih mahir dan akhirnya diberikan kesempatan mengikuti festival banjari, tentunya dengan pulang membawa piala untuk madrasah tercinta.
Hingga kini, banjari dilaksanakan pada jam pelajaran ke-5 hingga 6 yakni jam 10.00 sampai 11.30 BBWI. Ada 15 siswi yang aktif di kegiatan ini, dan setiap latihan menempati ruangan kelas XI agama.
Meski terlihat sederhana, namun dibutuhkan konsentrasi dan keahlian khusus yang diimbangi koordinasi dan keselarasan dengan tim. Penasaran dengan keahlian mereka? Sempatkan menyaksikan penampilan mereka saat latihan. (Risa – Iktafiana)