Menangkal Radikalisme Ala Bu Nyai

Lagi dan lagi, radikalisme masih menjadi topik pembicaraan yang tak kunjung usai. Sebuah gerakan yang berawal dari radikalisasi ideologi, sikap intoleransi dan berujung tindakan ekstrem. Fenomena tersebut mengundang perhatian dari banyak kalangan, utamanya pihak-pihak yang memiliki posisi strategis di tengah masyarakat. Salah satunya adalah ‘Nyai’ yang menjadi tokoh sentral di pesantren.
Perlu digaris bawahi bahwa gerakan separatis yang sering terjadi saat ini bukanlah gejala khas Islam. Melainkan, dapat terjadi dalam agama dan kepercayaan lain dengan tujuan yang sangat beragam. Keadaan tersebut mampu merongrong perdamaian lokal, nasional bahkan secara internasional. Sehingga, terbitnya buku ‘Jihad dan Strategi Bu Nyai Pesantren Melawan Radikalisme’ yang menjadi salah satu upaya memerangi penyebaran paham tersebut.
Buku yang baru terbit Juli 2022 ini mencoba mengulik alasan Bu Nyai dari berbagai daerah di Jawa Timur yang tertarik membahas isu radikalisme, sudut pandang dan langkah konkret dari mereka dalam menangkal radikalisme ini. Setidaknya, ada beberapa alasan isu ini menarik untuk dibahas, diantaranya karena mempertimbangkan dampak negatif yang cenderung ingin mendirikan negara sendiri serta merusak citra Islam karena atribut yang dikenakan dalam menjalankan aksi seringkali identik dengan pakaian orang-orang muslim.
Selain itu, maraknya radikalisme yang menyasar kaum perempuan akan membawa dampak yang sangat signifikan. Utamanya jika yang dituju adalah kaum ibu, hal tersebut sangat membahayakan banyak kalangan. Jika seorang ibu sudah terpapar paham radikalisme maka suami dan anak akan rentan terdoktrin dengan paham yang dimiliki. (Hal: 95)
Dari hasil wawancara penulis, setiap Nyai memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait paham radikalisme. Hal ini berdasarkan pada pengetahuan, informasi dan pengalaman yang dimiliki. Salah satunya adalah pendapat dari Pengasuh Pesantren Kembang Kuning Pamekasan, Madura, Nyai Syajaratun Thayyibah. Dijelaskan bahwa radikalisme merupakan sebuah pemahaman yang tumbuh karena sempitnya pola pikir kemudian diekspresikan melalui gerakan politik dengan tujuan mengubah ideologi yang ada dengan teror dan kekerasan. Di Indonesia dengan kondisi masyarakat yang majemuk, gerakan tersebut sudah sering terjadi. Tentunya, kondisi ini sangat membahayakan kedaulatan negara yang selama ini sudah diperjuangkan. (Hal: 102)
Perbedaan cara pandang tentunya berpengaruh tehadap perbedaan dalam mengatasi dan menangkal serangan-serangan paham ekstremis yang terus mengganggu perdamaian umat beragama. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah pengadaan kurikulum pesantren yang mengajarkan dan menanamkan pemahaman Islam yang moderat (tidak radikalis dan tidak liberalis). Pemberian nasihat kepada orang tua agar selektif dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak, penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat serta membekali para santri dengan penguatan ideologi Ahlussunah wal Jama’ah an Nahdliyah. (Hal: 129-130)
Meskipun buku ini hanya mengambil narasumber dari para Nyai di pesantren Jawa Timur. Namun pembahasan yang ada di dalamnya dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk memperkaya sudut pandang bagi pesantren lain dan masayarakat pada umumnya.
Identitas Buku
Judul: Jihad dan Strategi Bu Nyai Pesantren Melawan Radikalisme
Penulis: Moh. Makmun dan Mahmud Huda
Penerbit: Bildung
Tahun Terbit: Juli 2022
Tebal: 150 Halaman
ISBN: 978-623-6336-12-0
Peresensi: Risalatul Mu’awanah, Pembina Jurnalistik dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang